Dalam mitologi kuno, burung Phoenix adalah lambang dari Matahari.
Burung Phoenix merupakan sebuah legenda yang menceritakan seekor burung ajaib bercahaya merah keemasan yang dapat hidup selama beberapa ratus tahun sebelum pada akhirnya mati terbakar.
Selanjutnya hewan mitologi tersebut terlahir kembali dari abu untuk mengawali kehidupan baru yang panjang.
Simbolisme burung Phoenix yang begitu kuatnya menjadikan motif serta gambar hewan mitologi yang satu ini dipakai secara luas sampai sekarang dalam cerita rakyat maupun budaya populer.
Burung Phoenix digambarkan sebagai burung yang besar layaknya elang atau merak.
Bulunya yang cemerlang dihiasi dengan warna merah, kuning, dan ungu, serta kerap diasosiasikan dengan terbitnya Matahari dan api.
Ditambah lagi dengan warna matanya yang biru dan bersinar seperti safir, menjadikan burung legendaris ini semakin terlihat menawan.
Burung Phoenix diceritakan dapat membangun tumpukan kayu sebagai sarangnya sendiri dengan cara satu kepakan sayap untuk menyalakannya.
Setelah kematiannya, burung Phoenix bangkit kembali dengan megahnya dari abu untuk terbang tinggi.
Maka dari itu, burung Phoenix kerap menjadi simbol kebangkitan dan pembaruan yang mewakili berbagai tema, seperti waktu, Matahari, kekaisaran, kehidupan, dan lain sebagainya.
Sejarah Burung Phoenix
Dalam kisah paling awal, orang Mesir mengisahkan mengenai Bennu, seekor burung bangau yang adalah bagian dari terciptanya burung Phoenix.
Bennu tinggal di atas obelisk dan disembah bersama Osiris dan Ra (dewa Mesir Kuno).
Bennu dilihat sebagai avatar Osiris, lambang dewa yang hidup.
Burung Matahari yang hadir dalam jimat kuno sebagai lambang kelahiran kembali serta keabadian yang dihubungkan dengan periode banjir sungai Nil yang membawa kesuburan dan kekayaan baru.
Sementara menurut Herodotus, sejarawan Yunani, menulis jika para pendeta Heliopolis kuno mendeskripsikan burung tersebut hidup selama kurang lebih 500 tahun sebelum membangun dan menyalakan tumpukkan kayu pemakamannya sendiri.
Keturunan burung tersebut selanjutnya akan terbang tinggi dari abu yang akan membawa pendeta ke atas altar kuil di Heliopolis.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Kisah yang beredar di Yunani kuno, konon katanya burung Phoenix tidak memakan buah-buahan, tapi kemenyan dan getah aromatik.
Burung itu pun mengumpulkan kayu manis dan mur untuk sarangnya sebagai bentuk persiapan bagi kematiannya yang berapi-api.
Sementara kisah yang beredar di Asia, burung Phoenix merupakan burung yang menguasai semua burung, dan menjadi lambang Permaisuri Cina serta keanggunan yang feminin.
Kemunculan burung Phoenix menjadi pertanda baik jika seorang pemimpin yang bijak sudah naik takhta dan era yang baru akan dimulai.
Hal ini mewakili kebajikan Cina, yaitu tugas, kebaikan, kesopanan, dan keandalan.
Menjadi Simbol Alkimia
Burung Phoenix pun menjadi simbol alkimia yang mewakili perubahan selama reaksi kimia serta perkembangan lewat sifat materi, warna, dan berhubungan dengan langkah-langkah alkimia dalam proses pembuatan Batu Bertuah.
Mitos yang berhembus dalam budaya populer menyebutkan jika air mata burung Phoenix mempunyai kekuatan daya sembuh yang besar.
Apabila terdapat burung Phoenix dalam jarak yang dekat, maka tidak akan ada orang yang bisa berbohong.
Seiring berjalannya waktu semakin banyak kisah atau versi lainnya yang terus berubah dari legenda burung Phoenix.
Kisah burung Phoenix mewakili gagasan jika akhir hanyalah awal.
Sama seperti mitos yang legendaris ini, simbol burung Phoenix akan terlahir kembali berulang-ulang dalam cerita dan imajinasi umat manusia.
Mempelajari mitologi sejarah memang selalu menarik untuk dilakukan karena biasanya akan kita temukan berbagai macam cerita yang menarik di dalamnya.
Apabila tertarik dengan mitologi Mesir, maka buku Mitologi Mesir yang ditulis oleh Donna Jo Napoli bisa menjadi sumber wawasan yang akan menjawab rasa penasaran.
Temukan kisah-kisah menarik tentang dewa, dewi, monster, dan manusia di buku ini.
Dalam buku ini akan menyajikan mitologi dan cerita rakyat Mesir yang mungkin saja belum diketahui oleh banyak orang.
Tunggu apa lagi, yuk segera miliki dan baca bukunya sekarang juga dengan memesan dan membelinya melali Gramedia.com.