Acara yang bertajuk “Cita Rasa Puisi – Sajian Syair dan Larik dalam Pembacaan dan Nyanyian” menghadirkan empat sastrawan Indonesia di gedung Teater Wahyu Sihombing, Sabtu (2/9).
Adapun deretan nama sastrawan tersebut adalah Joko Pinurbo, Theoresia Rumthe, Inggit Putria Marga, dan M. Aan Mansyur.
Acara yang dipandu oleh Ida Ayu Tri Sukma Dewi tersebut, pertama-pertama memperkenalkan data singkat masing-masing narasumber.
Setelah itu, moderator memanggil para sastrawan tersebut untuk membacakan karya puisinya di hadapan para penonton.
Theoresia Rumthe, penyair asal Ambon memulai performanya dengan melantunkan nyanyian puisinya yang berjudul “Sayang Ibu” yang terdapat dalam bukunya “Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi”.
Sebelum membacakan karyanya tersebut, ia mengakui bahwa setiap kali ingin berpuisi, ia merasakan getaran dan merinding.
“Karena dengan pekerjaan puisi itu pekerjaan melencengi dirimu sendiri,” ungkapnya sebelum membacakan puisinya malam itu.
Kemudian, dilanjutkan oleh Inggit Putria Marga, penyair kelahiran Lampung.
Ia turut menyumbangkan bait-bait puisinya.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Di antaranya adalah “Seorang Korban”, “Tentang Botol”, dan “Mantra Petani”.
Lalu disusul penyair asal Bone, Sulawesi Selatan yaitu M. Aan Mansyur dengan karyanya yang berjudul “Aku Selalu Terlambat” dan pembacaan puisi khusus sahabatnya yang bernama Lily Yulianti, seorang penulis Indonesia kelahiran Makassar yang telah wafat pada 10 Maret 2023 yang lalu.
Aan sendiri merasakan ketika masuk dalam dunia puisi, ia sama saja membuat jebakan untuk dirinya sendiri.
Dengan menulis, pengarang buku “Tidak Ada New York Hari Ini” tersebut bisa berbicara dengan orang yang telah mati sebelumnya dan begitupun ketika ia mati, Aan masih bisa berbicara lewat puisi-puisinya.
Adapun puisi menurut Joko Pinurbo, sastrawan asal Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa puisi itu punya kekuataan untuk mengajak Anda untuk menuju ke sebuah ruang, di mana ruang itu hanya ada Anda saja.
“Inilah kekuataan puisi/rekaan. Saya khawatir kalau kalian terlalu banyak dibuai dengan puisi malam ini, kalian tidak akan mau pulang ke dunia nyata. Kalian akan nyaman dengan dunia puisi,” ungkapnya.
Pada sesi selanjutnya, para penonton diberikan kesempatan untuk membacakan puisi masing-masing narasumber.
Acara yang berlangsung hingga pukul lima sore itu, sukses membawa para peserta yang hadir tenggelam dan terhanyut dalam pembacaan puisi dari pengarangnya langsung.