Istilah friendzone marak digunakan oleh Gen Z untuk menggambarkan hubungan pertemanan antara dua orang.
Pastinya kamu sudah sering mendengar istilah ini, bukan?
Friendzone digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan yang dinilai merugikan atau ‘menjebak’.
Sebenarnya, seperti apa sih hubungan friendzone itu?
Yuk, coba kita cari tahu di sini!
Friendzone adalah Hubungan Antarteman yang Bertepuk Sebelah Tangan
Friendzone adalah label bagi hubungan pertemanan antara dua orang namun salah satu dari mereka memiliki perasaan lebih terhadap yang lainnya.
Hubungan ini biasanya tercipta karena pihak yang memiliki perasaan romantis tersebut tak pernah menyatakan perasaannya kepada sang teman.
Akibatnya, orang yang ia suka tersebut hanya memperlakukannya sebagai teman.
Singkatnya, salah satu pihak di hubungan ini mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan!
Friendzone sering kali terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Tentunya ketika kita harus terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak jelas selama beberapa waktu, hal ini akan terasa menyiksa.
Oleh karena itu, jangan sampai kamu terjebak dalam friendzone, ya.
Namun, jika kamu sudah terlanjur terjebak dalam hubungan friendzone, berikut adalah beberapa solusi yang mungkin bisa kamu coba.
Cara Mengatasi Friendzone
Saat kamu sudah merasa terjebak dalam friendzone, pasti kamu sering merasa galau dan gundah dengan perasaanmu.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba untuk menghalau perasaan tersebut.
1. Menahan Diri supaya Tidak Baper
Mungkin hal ini terdengar sulit dilakukan, namun friendzone terjadi ketika kamu mulai merasa baper pada interaksi kalian yang dekat.
Pertemanan yang terlalu dekat memang biasanya membuat kita memiliki koneksi secara emosi dengan teman kita.
Namun, kamu juga harus memperhatikan bagaimana ia bersikap dengan orang lain.
Apakah ketika ia bersama orang lain ia menunjukkan sikap yang sama, atau bahkan lebih daripada sikap yang ia tunjukkan saat bersama kamu?
Kalau ternyata kamu tidak diperlakukan spesial olehnya, untuk apa kamu merasa baper?
Cobalah untuk menahan baper kamu dengan mengingatkan diri bahwa perlakuan yang ia berikan ternyata tidak istimewa.
2. Jujur pada Diri Sendiri
Ketika perasaan baper sudah menguasai, tentunya sulit untuk menahan diri lagi.
Kamu dapat mencoba menelaah lagi perasaan yang kamu rasakan.
Apakah hanya sekadar perasaan selewat atau apakah kamu benar-benar merasa sayang pada teman kamu tersebut?
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Kamu dapat mencoba menciptakan sedikit jarak dengannya dan melihat bagaimana reaksinya dan reaksi kamu sendiri.
Ketika kamu sudah menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan seseorang, alangkah lebih baik jika kamu menjaganya.
Oleh karena itu, jika kamu belum merasa yakin dengan perasaan kamu sendiri, kamu harus hati-hati dalam melangkah.
Jangan sampai pertemanan yang sudah terjalin menjadi rusak karena kamu terlena dengan baper sesaat.
3. Komunikasikan dengan Baik
Jika kamu sudah merasa yakin pada perasaan kamu, dan kamu juga merasa yakin bahwa dengan mengungkapkannya pada teman kamu tidak akan merusak apa pun di antara kalian, tidak ada salahnya untuk mengungkapkan perasaanmu kepadanya.
Sampaikan dengan baik dan jelas, tempatkan diri kamu sebagai seseorang yang benar-benar tulus dan peduli padanya.
Pastikan bahwa kamu dan dia sama-sama tahu bahwa pernyataan ini serius.
Kebanyakan friendzone terjadi karena ketika berteman segala hal jadi dianggap bercanda.
Bukan berarti kamu tidak boleh menyampaikannya dengan penyampaiannya yang santai, namun kamu harus memastikan bahwa perasaan kamu disampaikan dengan sungguh-sungguh.
4. Menerima Semua Keputusannya
Tentunya kita tidak dapat mengontrol kehendak seseorang.
Ketika kamu sudah menyampaikan perasaan kamu, namun teman kamu ternyata tidak memiliki perasaan yang sama, kamu harus menerimanya dengan lapang dada.
Tidak ada jaminan hubungan pertemanan kamu dan dia akan kembali seperti semula, namun setidaknya kamu sudah jujur pada perasaanmu.
Namun, kalau ternyata selama ini teman kamu juga menyimpan perasaan yang sama, kamu harus sebisa mungkin menjamin hubungan ini tidak akan melukai satu sama lain.
Nah, siapkah kamu menanggung risiko apa pun setelah kamu mengungkapkan perasaan?
Berbicara tentang friendzone, pasangan Ayudia dan Ditto adalah salah satu contoh pasangan yang terlahir dari friendzone selama bertahun-tahun.
Sejak SMP, Ditto menyimpan perasaan pada sahabatnya yang kerap berganti-ganti kekasih.
Selama itu pula Ditto hadir untuk Ayu, menemaninya di setiap waktu, tanpa pernah jujur pada perasaannya.
Setelah menunggu sekian lama, Ditto akhirnya memutuskan untuk jujur pada Ayu ketika Ayu mengumumkan bahwa ia akan menikah dengan orang lain.
Ayu yang terkejut sangat marah dengan pengakuan Ditto.
Namun, perasaannya juga tak bisa dipungkiri.
Pasangan sahabat itu kemudian memutuskan untuk menjalin hubungan sampai akhirnya menikah dan hidup bahagia.
Kisah romantis ini dapat kamu baca secara lengkap dalam buku #TemantapiMenikah.
Dalam buku #TemantapiMenikah 1, kamu akan mengikuti kisah Ditto dan Ayudia dari pertama bertemu sampai akhirnya menikah.
Sementara, kehidupan dua sahabat yang menjadi suami-istri ini dikisahkan dalam buku #TemantapiMenikah 2.
Yuk, segera ikuti kisah Ayudia dan Ditto dengan memesan bukunya hanya di Gramedia.com!