Keraguan dan kekhawatiran dapat saja menghinggapi pikiran setiap orang dalam melakukan suatu hal.
Seseorang yang sudah merasakan asam manis kehidupan, belum tentu dapat terlepas dari rasa ketakutan menghadapi hal baru.
Tidak pernah ada yang tahu pasti masa depan kehidupan, kecuali Allah Swt.
Kesalahan atau kegagalan adalah hal yang biasa terjadi setiap saat.
Bukankah itu hal yang wajar, karena manusia memiliki keterbatasan?
Jika tidak menyikapi beragam perasaan negatif tersebut dengan tepat, maka sikap pesimis bisa saja terbentuk.
Orang yang pesimis cenderung mudah berpikiran dan bereaksi negatif saat dihadapkan dengan situasi atau permasalahan baru.
Beberapa ciri lain orang yang pesimis adalah fokus pada kekurangan dan tidak percaya dengan kemampuan diri.
Sikap pesimis yang berlebihan dapat berdampak pada kesehatan mental ataupun fisik, seperti kecemasan, gangguan tidur, depresi, bahkan penyakit jantung.
Hal tersebut tentu kurang baik untuk keberlangsungan hidup selanjutnya.
Bisakah kita mengubah sikap pesimis tersebut? Tentu saja bisa, asalkan ada kemauan dan usaha.
Penyebab hadirnya sikap pesimis karena berbagai faktor.
Seseorang bersikap cenderung pesimis dapat disebabkan karena kepribadian, pengaruh lingkungan, atau adanya gangguan mental.
Lantas, bagaimana cara mengubah sikap pesimis menjadi lebih optimis dalam menghadapi suatu hal yang baru? Menurut dr. Davrina Rianda dalam bukunya yang berjudul Trias Muslimatika, ada beberapa cara agar menjadi pribadi optimis, antara lain:
1. Growth Mindset
Otak yang bekerja, akan melahirkan suatu pemikiran.
Pikiran sebagai dasar dari hal-hal yang akan dikerjakan dan berdampak pada kejadian selanjutnya.
Pola pikir tersebut sering disebut dengan mindset.
Mindset yang dibutuhkan agar bersikap lebih optimis adalah growth mindset.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Growth mindset merupakan cara berpikir sebagian orang yang beranggapan bahwa risiko adalah suatu tantangan yang sebaiknya ditaklukkan.
Dihadapkan pada situasi sulit adalah kesempatan yang baik untuk bertumbuh.
Growth mindset akan melatih pikiran untuk melakukan suatu hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Hal itu berkebalikan dengan fixed mindset, menolak melakukan hal yang dirasa tidak dikuasai.
2. Belajar Mencoba
Saat growth mindset telah mendominasi pikiran, maka akan terbentuk sikap optimis.
Hal ini dapat membuat diri lebih berani untuk keluar dari zona nyaman dengan belajar sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya.
Mungkin ada seseorang yang menganggap dirinya tidak memiliki potensi pada suatu bidang, padahal sebetulnya belum pernah belajar mencoba untuk mengembangkan diri.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
3. Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan dalam beradaptasi dan keteguhan dalam suatu kondisi yang sulit.
Saat optimis untuk kelar dari zona nyaman, tetapi mengalami kegagalan, memang terasa menyakitkan bagi sebagian orang.
Sehingga, resiliensi bukan hanya sanggup menghadapi kegagalan dan melewatinya, tetapi juga berani mengevaluasi dan upgrade diri agar tidak melakukan kesalahan berulang.
Salah satu hal yang perlu diingat agar menjadi pribadi optimis adalah Allah tidak membebani sesorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Hal itu tertulis dalam firman Allah Swt., surah Al-Baqarah ayat 286.
Tujuan serta target spesifik akan membantu kita menjadi pribadi yang optimis untuk lebih berkembang.
Tidak ada lagi waktu untuk membandingkan kemampuan diri dengan orang lain.
Saatnya mulai bersiap keluar dari zona nyaman, melakukan evaluasi, dan terus upgrade diri.
Jika merasa kewalahan dengan sikap pesimis dalam diri, sebaiknya lakukan konsultasi pada tenaga ahli.
Dapatkan dan baca buku Trias Muslimatika di Gramedia.com.