Contoh teks cerita sejarah dapat dijadikan sumber pembelajaran karena mampu menyajikan fakta atau kejadian di masa lampau dengan lebih terstruktur, sehingga akan mudah dipahami.
Sejarah merupakan kejadian yang pernah berlangsung di masa lalu dan dicatat oleh manusia untuk diteliti, diinterpretasikan, hingga ditulis ulang dalam narasi yang berbeda.
Sementara teks cerita sejarah sendiri adalah teks yang menceritakan sebuah peristiwa di masa lampau yang mempunyai nilai sejarah.
Lewat teks cerita sejarah, kita bisa mengetahui latar belakang dari sebuah fakta, benda, tempat, hingga kejadian dengan nilai sejarah di dalamnya.
Teks cerita sejarah dibagi ke dalam dua jenis, yaitu teks cerita sejarah fiksi dan teks cerita sejarah nonfiksi.
Dalam teks cerita sejarah fiksi biasanya berisi cerita dengan imajinasi yang berlatarkan sejarah, sehingga dapat menghibur para pembacanya.
Sedangkan teks cerita sejarah nonfiksi berisi rekonstruksi cerita sejarah berdasarkan kejadian sebenarnya dengan tujuan memberikan wawasan pada pembaca akan fakta yang terjadi.
Teks cerita sejarah nonfiksi sendiri mempunyai struktur cerita yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu orientasi, kronologi, dan reorientasi.
Ketiga bagian penting ini dapat menjadi pedoman dalam menuliskan teks sejarah nonfiksi yang efektif dan efisien agar dapat mudah dimengerti oleh pembaca.
Lalu, seperti apakah contoh teks cerita sejarah nonfiksi itu sendiri? Simak contohnya berikut ini.
Contoh Teks Cerita Sejarah
Bandung Lautan Api
1. Orientasi
Hanya dalam kurun waktu tujuh jam pada Maret 1946, sekitar 200 ribu masyarakat mencetak sejarah dengan membumihanguskan rumah beserta harta benda mereka untuk pergi meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di daerah selatan.
Faktanya, sehabis Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, masyarakat Indonesia belum seutuhnya merdeka.
Kemerdekaan ini perlu diperjuangkan secara perlahan-lahan lewat perjuangan rakyat yang rela mengorbankan apa saja.
2. Kronologi
Ultimatum yang dilakukan masyarakat bertujuan agar Tentara Republik Indonesia (TRI) segera pergi meninggalkan kota Bandung.
Di mana masyarakat tidak rela jika kota Bandung harus dimanfaatkan oleh musuh.
Maka seluruh masyarakat pun pergi mengungsi ke pegunungan di selatan bersama para pejuang.
Keputusan untuk membakar kota Bandung diputuskan lewat musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Kolonel A. H. Nasution yang menjabat Panglima Divisi menginstruksikan pada masyarakat agar segera meninggalkan kota Bandung.
Bandung sengaja dibumihanguskan oleh TRI dan rakyat dengan tujuan supaya sekutu tidak bisa memanfaatkannya.
Asap hitam pun membumbung tinggi di langit kota Bandung pada saat itu juga.
Kota Bandung pun menjadi gelap gulita dan mencekam, membuat Inggris mulai menyerang memicu sebuah pertempuran sengit.
Di mana sekutu memiliki pabrik mesiu yang ingin segera dihancurkan oleh TRI dengan menugaskan dua orang pemuda bernama Muhammad Toha dan Ramdan untuk meledakkan pabrik mesiu tersebut.
Kedua pemuda itu berhasil meledakkannya dengan melemparkan granat tangan hingga terbakar habis.
Hingga pada saat itu, api masih membakar kota dan Bandung berubah menjadi lautan api.
Membumihanguskan kota Bandung adalah langkah yang tepat mengingat kekuatan TRI dan rakyat pada saat itu tidak akan mampu melawan sekutu yang kekuatannya jauh lebih besar.
Maka, selanjutnya TRI dan rakyat pun melakukan gerilya dari luar kota Bandung.
3. Reorientasi
Istilah Bandung Lautan Api tercipta pertama kali dari seorang wartawan bernama Atje Bastaman yang menyaksikan penampakan kota Bandung yang terbakar dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut.
Di atas puncak, Atje menyaksikan kota Bandung yang berubah menjadi warna merah akibat kebakaran dari Cicadas hingga Cimindi.
Jika kamu ingin mengetahui tentang teks cerita sejarah nonfiksi lainnya, maka buku History of Madura: Sejarah, Budaya dan Ajaran Luhur Masyarakat Madura bisa dijadikan referensi yang tepat.
Buku ini berisi tentang sejarah Madura dari awal hingga saat ini, mulai dari sistem masyarakat, agama, bahasa, budaya, serta struktur sosial dan politik masyarakat Madura.
Tidak hanya itu, disajikan pula ajaran-ajaran luhur masyarakat Madura yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Madura, baik yang masih menetap di Madura maupun yang tinggal di pulau atau daerah lain.
Dapatkan segera bukunya di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.