“Wah.. kuliah psikologi ya? Bisa baca pikiran aku dong?”
“Eh kamu pasti bisa baca garis tangan kan?”
Kalau kamu seorang mahasiswa atau sarjana psikologi, pasti pertanyaan di atas pernah terlontar kepadamu ketika kamu memperkenalkan diri sebagai lulusan psikologi.
Meskipun psikologi adalah salah satu jurusan yang paling banyak peminatnya di Indonesia, nyatanya psikologi juga salah satu cabang keilmuan yang sering keliru dipahami oleh kebanyakan orang awam.
Tetapi apakah benar seseorang dengan latar belakang psikologi bisa membaca pikiran dan garis tangan?
Nah, agar tak kembali salah paham, mari simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Psikologi
Secara etimologi, psikologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari susunan dua kata, yaitu psyche dan logos.
Psyche bermakna jiwa dan logos adalah ilmu. Jadi, secara sederhana bisa diartikan bahwa psikologi adalah ilmu kejiwaan.
Sedangkan menurut American Psychological Association (APA) Dictionary, psikologi adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari pikiran dan perilaku manusia.
Lebih jauh jika disimpulkan dari berbagai sumber, maka psikologi adalah ilmu yang mempelajari pikiran, perilaku, dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Temukan Rekomendasi Buku Psikologi Kepribadian disini!
Fakta-Fakta Psikologi
1. Gelar
Seseorang yang menempuh pendidikan psikologi pada perguruan tinggi di Indonesia akan mendapatkan gelar S.Psi untuk tingkat sarjana.
Sedangkan untuk S2 terdapat dua perbedaan, M.Si untuk magister keilmuan psikologi, dan M.Psi Psikolog untuk magister Psikologi Terapan, kemudian gelar DR akan diberikan ketika kamu berhasil menempuh pendidikan S3.
Lalu gelar psikolog bisa kamu dapatkan setelah melalui uji kompetensi yang ditetapkan oleh Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia) dengan syarat minimal telah menempuh pendidikan magister.
Namun, gelar tersebut hanya akan diberikan untuk mereka yang menjalani pendidikan tinggi di Indonesia, karena jika berkuliah di luar negeri akan memiliki gelar yang berbeda, seperti M.A untuk S2 dan P.hD untuk S3.
2. Penelitian Psikologi
Penelitian psikologi menggunakan berbagai metode, diantaranya kuantitatif, kualitatif, dan eksperimental.
Topik yang dapat diteliti juga beragam, seperti kognitif, perkembangan umur, kepribadian, fenomena sosial, dan segala hal yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya. Pelajari selengkapnya terkait aspek kognitif.
Penelitian dalam psikologi melibatkan pengamatan, eksperimen, pengujian, dan analisis untuk mengeksplorasi secara mendalam apa yang menjadi topik penelitian.
Sehingga amat keliru jika menganggap ilmu psikologi adalah ilmu perdukunan, karena seluruh rangkaian dalam keilmuan psikologi melibatkan data ilmiah dari hasil penelitian yang kompleks.
3. Diagnosis
Seiring dengan masyarakat yang semakin peduli dengan kesehatan mental, membuat banyak diantara masyarakat yang semakin gemar melakukan self diagnose, padahal hal tersebut sangat berbahaya.
Jangankan orang awam, bahkan seorang sarjana psikologi sekalipun tidak diperkenankan memberikan diagnosis klinis.
Seseorang yang berhak memberikan diagnosis terhadap gangguan mental harus memiliki lisensi resmi sebagai psikolog, sebab proses menentukan diagnosis sangat amat panjang, melalui berbagai macam asesmen seperti observasi, rangkaian tes psikologi yang rumit, hingga wawancara.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Cabang Keilmuan Psikologi
Di dalam keilmuan psikologi masih terbagi menjadi beberapa fokus cabang keilmuan yang dapat dipilih sesuai dengan minat masing-masing mahasiswa pada perguruan tinggi, diantaranya adalah:
1. Psikologi Sosial
Jika psikologi klinis mempelajari tentang manusia dan apa yang terjadi dalam dirinya, maka psikologi sosial mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hubungannya dengan kelompok lingkungan sosial. Temukan Rekomendasi Buku Psikologi Kepribadian disini!
Keilmuan psikologi sosial bermanfaat untuk membantu memecahkan konflik yang ada di masyarakat, meneliti topik-topik yang dapat bermanfaat untuk hubungan manusia dengan lingkungan sosial, serta memberikan gambaran hubungan sosial yang ideal untuk menjaga kehidupan bermasyarakat tetap harmonis dengan memahami perbedaan.
2. Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Secara umum, psikologi pendidikan adalah cabang keilmuan psikologi yang fokusnya berbagai macam fenomena yang dialami oleh manusia dalam lingkup pendidikan.
Seperti meneliti tentang anak yang berkebutuhan khusus, dan apa metode yang tepat untuk diterapkan sehingga anak tersebut dapat menerima pembelajaran dengan baik.
Sedangkan psikologi perkembangan berfokus untuk meneliti tentang tumbuh kembang manusia dalam konteks fisik, kognitif, maupun psikososial, dari manusia lahir sampai meninggalkan dunia.
Dua cabang ilmu ini seringkali berisinggungan dan menjadi satu peminatan pada beberapa universitas di Indonesia.
3. Psikologi Industri dan Organisasi
Cabang keilmuan ini lebih akrab dengan singkatan PIO. Berfokus untuk meneliti fenomena perilaku dan proses mental dalam lingkup organisasi dan pekerjaan.
Contoh topik yang menjadi fokus bahasan adalah, motivasi kerja, budaya kerja, training development, hingga mencari solusi untuk setiap permasalahan yang berhubungan dengan SDM di lingkup pekerjaan.
Lulusan PIO memiliki peluang besar untuk bekerja di perusahaan sebagai bagian dari Human Resource Development.
4. Psikologi Klinis
Cabang keilmuan psikologi klinis berfokus untuk menangani masalah seputar kognitif, emosi, perilaku, serta mempelajari tentang kondisi abnormal.
Seseorang yang mengambil fokus peminatan pada psikologi klinis dapat melanjutkan pendidikan magister terapan untuk mendapatkan gelar psikolog klinis.
Nantinya, dalam lingkup klinis, psikolog bertugas untuk menentukan diagnosis, dan intervensi untuk penyembuhan masalah-masalah psikologis, seperti gangguan mental, emosional, atau gangguan kepribadian yang dialami oleh seorang individu.
Salah satu topik bahasan di psikologi yang juga sangat penting untuk dipelajari semua kalangan adalah tentang kesehatan mental dan gangguan-gangguannya, salah satunya adalah depresi.
Saat ini, ada banyak media yang dapat digunakan masyarakat untuk belajar mengenai depresi, termasuk buku.
Regis Machdy dalam bukunya yang berjudul Loving The Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia, mengulas secara mendalam mengenai depresi, serta menyajikannya dalam bentuk yang sangat berbeda.
Regis Machdy mengajak pembaca untuk belajar banyak hal, salah satunya adalah tentang stigma yang berkembang di masyarakat yang semestinya dapat diubah.
Buku ini sangat cocok tak hanya bagi mereka yang mengalami depresi, namun juga bagi siapapun yang ingin belajar dan menumbuhkan empati pada orang-orang di sekitar yang mungkin sedang berjuang melawan depresi dalam hidupnya.
Uniknya, Regis Machdy berhasil menyatukan fakta ilmiah dengan pengalaman yang dimilikinya ke dalam 287 halaman dengan bahasa yang begitu mudah dimengerti serta menyatu dengan kehidupan sehari-hari.
Ia menuliskan 6 bagian dalam bukunya menjadi sangat informatif, lugas, namun juga menyentuh.
Loving The Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia kini tersedia di Gramedia.com, serta dapat dibaca e-booknya secara legal di Gramedia Digital.