Negara-negara Skandinavia memang terkenal dengan indeks kebahagiaan mereka yang cukup tinggi, di mana para warganya menjadi penduduk paling bahagia di seluruh dunia menurut survei yang dilakukan.
Banyak faktor dan alasan yang menjadikannya negara-negara Skandinavia memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi, salah satunya ialah pola pengasuhan anak.
Di antara negara-negara Skandinavia tersebut, Denmark menjadi salah satu negara yang mempunyai pola pengasuhan anak terbaik di dunia.
Dilihat dari selama 40 tahun, masyarakat Denmark secara konsisten berhasil terpilih menjadi orang-orang paling bahagia di muka bumi.
Selain gaya hidup dan pola pikir mereka, salah satu alasan yang menjadikan Denmark sebagai negara paling bahagia di dunia ialah pola pengasuhan anak mereka yang terbilang berhasil.
Cara dan kebiasaan yang dilakukan oleh para orang tua di Denmark mampu menghadirkan sosok-sosok anak yang nantinya akan menjadi salah satu dari orang-orang paling bahagia di dunia.
Hal ini harus kita apresiasi dan tiru sebab dalam mendidik serta membesarkan anak, bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, karena pastinya akan ada banyak halangan dan rintangan yang turut menerpa.
Agar mampu menjadi orang tua yang baik dan benar memang dibutuhkan pelajaran dan kesabaran selama prosesnya, untuk mampu memahami bagaimana cara mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil agar bisa terasah menjadi pribadi yang baik.
Banyak sekali tips dan ilmu yang dapat kita ambil dari strategi para orang tua Denmark dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka yang dapat kita terapkan.
Kamu tidak perlu pergi ke Denmark untuk bisa mempelajari strategi dan cara mereka dalam mendidik dan membesarkan anak, karena itu semua sudah bisa didapatkan melalui buku The Danish Way of Parenting yang ditulis oleh Jessica Joelle Alexander dan Iben Dissin Sandahl.
Menariknya, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis berkebangsaan Amerika Serikat yang menikah dengan orang Denmark. Baca selengkapnya Rekomendasi Buku Parenting.
Teori Parenting ala Orang Denmark
Di buku ini, teori parenting ala orang Denmark disingkat menjadi “PARENT” yang merupakan kepanjangan dari:
1. P untuk Play
Jika di Indonesia, mungkin kebanyakan anak akan dibatasi waktu bermain mereka dengan berbagai kegiatan berbau akademis maupun les-les lainnya, tapi tidak demikian dengan anak-anak di Denmark, sebab sedari dini mereka sudah dimotivasi untuk lebih banyak bermain.
Bermain bukan hanya sekedar hiburan dan bersenang-senang saja, tapi ada manfaat lainnya seperti berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar mengendalikan emosi, berani mengambil risiko, serta baik untuk pertumbuhan motorik mereka.
Bermain di sini juga ada aturan serta tipsnya tersendiri, seperti tidak bermain menggunakan gadget, tapi biarkan anak-anak bermain menggunakan daya imajinasi mereka.
Biarkan anak-anak bermain di luar rumah agar mereka tahu betapa indah dan luar biasanya alam ini, hingga usahakan melibatkan seni dalam setiap kegiatan bermain mereka. Baca selengkapnya terkait Hak Anak Di Rumah.
2. A untuk Authenticity
Para orang tua di Denmark memang sudah sedari dini mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk jujur terhadap diri sendiri, dengan menerima dan merasakan setiap emosi yang hadir di dalam diri anak-anak tersebut.
Contohnya, jika anak-anak tersebut menangis, para orang tua tidak akan memarahi mereka, tapi justru malah mendorong mereka untuk merasakannya agar anak-anak tersebut tahu akan apa itu perasaan dan emosi.
Bahkan, menurut kabar yang beredar, film khusus anak-anak di Denmark tidak semuanya berakhir happy ending untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kehidupan itu tidak melulu berjalan mulus.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Namun, para orang tua pun harus berani menunjukkan emosi mereka, alih-alih menyembunyikan untuk bisa menghadirkan rasa jujur terhadap diri sendiri terhadap diri anak-anak.
3. R untuk Reframing
Para orang tua di Denmark sudah mengajarkan dan mendidik anak-anak mereka untuk melihat semua hal dari segala sisi, agar bisa lebih jelas dalam menilai dan menerima segala sesuatunya.
Mungkin saja di setiap keburukan atau masalah yang dihadapi oleh anak-anak terdapat beberapa hal positif yang dapat diambil.
Maka dari itu, kebanyakan anak-anak di Denmark cenderung realistis dan optimis ketika dihadapkan pada konflik yang biasanya bisa menyusahkan mereka.
Cara mendidik seperti ini bisa membentuk karakter anak menjadi jauh lebih siap dalam menjalani realita di dunia ini.
4. E untuk Empathy
Empati dibutuhkan untuk membentuk karakter anak menjadi sosok yang lebih peduli terhadap orang lain tanpa berusaha untuk menghakimi.
Orang tua di Denmark telah mengajarkan anak-anak mereka untuk bisa lebih berempati kepada sesama makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sebisa mungkin para orang tua di Denmark berusaha untuk tidak menghakimi hal apa pun juga yang terjadi terhadap anak mereka ataupun orang lain, sehingga tidak heran orang-orang Denmark mempunyai empati yang tinggi karena memang telah diajarkan sejak masih kecil.
5. N untuk No Ultimatum
Mungkin sebagian besar orang tua di Indonesia kerap memberikan ancaman bagi anak-anak mereka dengan harapan tidak berbuat buruk, tapi faktanya hal tersebut hanya akan memancing anak untuk berbuat demikian.
Orang tua di Denmark tidak pernah sama sekali memberikan ancaman kepada anak-anak mereka.
Alih-alih mengancam anak agar tidak berbuat nakal, orang tua di Denmark justru malah mengajak anak untuk mau bekerja sama dalam aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya.
Orang tua di Denmark tidak berusaha untuk menunjukkan kekuatan mereka melalui ancaman, tapi dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
6. T untuk Togetherness
Kebersamaan adalah kunci lainnya yang membuat orang tua di Denmark sukses dalam mendidik anak-anak mereka, karena mau sesibuk apa pun mereka tetap harus meluangkan waktu bersama-sama.
Ketika berkumpul pun mereka sebisa mungkin tidak membicarakan hal-hal yang dapat memicu konflik dan perdebatan.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk tidak bermain gadget selama berkumpul agar kebersamaan menjadi jauh lebih terasa.
Tidak lupa, mereka juga selalu mensyukuri setiap momen dan kebersamaan yang mereka lalui saat itu.
Masih banyak hal yang dapat kamu pelajari dan cari tahu mengenai seni dalam mendidik dan membesarkan anak ala orang Denmark dalam buku ini, sebab isinya memang mengandung ‘daging’ yang mampu menyehatkan wawasan akan ilmu parenting.
Jika kamu ingin membaca dan memiliki buku ini, segera pesan dan beli bukunya melalui Gramedia.com.