Berkat eksistensi K-Pop dan drakor yang mendunia, Korea Selatan kini berhasil menjadi salah satu negara yang sukses, terutama dalam bidang ekonomi.
Saat membicarakan tentang Negeri Ginseng tersebut, kita juga tidak bisa jauh-jauh dari beragam kebudayaan dan destinasi wisata yang selalu menjadi incaran para wisatawan.
Sama seperti Indonesia, Korea Selatan juga memiliki sejarah yang panjang, tidak hanya tentang penaklukan dan peperangan, tapi juga tentang budaya dan tradisi yang tidak pernah lekang oleh waktu.
Walaupun banyak sekali budaya luar yang mencoba untuk masuk ke negaranya, tapi masyarakat Korea Selatan tetap berpegang teguh dan terus berusaha mempertahankan kebudayaan yang sudah menjadi warisan leluhur mereka.
Tidak hanya dari segi ekonomi, industri K-Pop juga berhasil membuat banyak orang penasaran dan ingin mengetahui apa saja hal-hal unik dan kebudayan khas yang hanya bisa ditemui di Korea Selatan.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khas Korea Selatan yang unik dan masih bertahan sampai sekarang.
Daftar Budaya Korea Selatan yang Masih Bertahan Sampai Sekarang
1. Pakaian Tradisional Hanbok
Hanbok adalah pakaian tradisional Korea Selatan yang berhasil bertahan selama lebih dari ribuan tahun.
Pakaian ini pada umumnya memiliki warna yang cerah dengan motif yang sederhana dan tidak memiliki bagian saku.
Hanbok biasanya digunakan saat Korea Selatan sedang merayakan hari besar, atau bisa juga digunakan saat ada acara atau perayaan khusus seperti pernikahan, ulang tahun, atau hari jadi pernikahan yang ke-61 tahun.
Dalam sejarah, sebenarnya hanya keluarga kerajaan dan keturunan bangsawan saja yang diperbolehkan memakai Hanbok dengan motif dan bahan yang berkualitas, sementara rakyat biasa hanya diizinkan menggunakan hanbok yang biasa saja.
Tapi sistem penggunaan hanbok ini sudah dihapus dan hanbok bisa lebih mudah dijual di pasaran tanpa harus ada aturan khusus.
2. Perayaan Chuseok
Korea Selatan memiliki dua hari liburan terpenting, yakni saat Tahun Baru Imlek (Seollal) dan Festival Panen Bulan atau Thanksgiving (Chuseok).
Chuseok biasanya dirayakan saat bulan purnama untuk merayakan kesuksesan panen para petani.
Hari perayaannya ditandai dengan pertemuan keluarga di kampung halaman.
Tradisi yang khas dalam perayaan Chuseok ini adalah penggunaan hanbok, melakukan salam hormat untuk para tetua, dan makan makanan khusus seperti kue beras isi kacang (Songpyeon), pancake Korea (Jeon), Kimchi, dan masih banyak lagi.
3. Hanok
Para pecinta drama Korea pasti sudah tidak asing lagi dengan Hanok, sebutan untuk rumah tradisional Korea Selatan yang khas dengan desain arsitekturnya yang unik.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Desain pembangunan Hanok ini sebenarnya mencerminkan hubungan spiritual antara manusia dengan alam, yang bertujuan untuk mengingatkan manusia agar selalu hidup dengan tenang dan sederhana.
Seiring dengan perkembangan zaman, Hanok saat ini sudah jarang ditemukan di kota-kota besar, tapi untuk melindungi budaya dan tradisi ini dari kepunahan, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk membangun desa Hanok di beberapa tempat dan menjadikannya sebagai destinasi wisata.
4. Boryeong Mud (Festival Lumpur)
Festival Boryeong Mud ini sudah ada di Korea Selatan sejak tahun 1998 yang biasanya diadakan setiap bulan Juli selama kurang lebih dua minggu.
Dalam festival ini, masyarakat Korea Selatan akan memainkan beragam permainan seperti gulat lumpur, pijat lumpur, sampai berenang di kolam renang lumpur, alasannya adalah karena mereka percaya kalau lumpur sangat berkhasiat bagi kesehatan kulit.
Keunikan festival ini mampu mengundang banyak wisatawan untuk datang dan membantu meningkatkan perekonomian Korea Selatan.
5. Tarian Rakyat Korea Selatan
Tari Topeng (Cheoyongmu) dari Kerajaan Silla, tari Derek (Hakchum) dari Kerajaan Goryeo, dan tari Burung Bulbul musim semi (Chunaengjeon), adalah beberapa tarian tradisional yang berhasil bertahan dan masih menjadi alat promosi budaya Korea Selatan.
Ketiga tarian ini tentunya memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, mulai dari musik pengiring, pakaian yang digunakan, dan makna tariannya.
Itulah beberapa budaya dan tradisi dari para leluhur yang masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintahan Korea Selatan.
Selain dari K-Pop dan drakor, kamu masih memiliki cara lain untuk mengenal kebudayaan Korea, misalnya dengan membaca novel Korea yang saat ini sudah tersedia dalam berbagai genre.
Novel I`ll Go To You When The Weather is Nice karya Lee Do Wo adalah salah satu novel Korea yang menarik untuk kamu baca, karena penulisnya menyelipkan beberapa kebudayaan Korea di dalam ceritanya.
Novel ini menceritakan tentang Haewon, seorang pelukis yang pulang kembali ke kampung halamannya saat musim dingin tiba.
Ia terkejut ketika melihat sebuah rumah tua yang ternyata sekarang sudah berubah menjadi toko buku “Good Night”, yang ternyata dikelola oleh Eunseob, teman masa kecilnya yang pendiam dan baik hati.
Sejak pertemuan tersebut, keduanya kembali menjalin hubungan pertemanan dan mengulang kenangan mereka saat masih kecil.
Tapi sebuah rahasia besar tiba-tiba saja terbongkar dan membuat hubungan keduanya merenggang.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Kalau kamu tertarik untuk membaca lanjutan dari novel ini, kamu bisa mendapatkannya melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.