Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Kompas.com - 05/12/2025, 19:00 WIB
Disabilitas Sensorik Sumber Gambar: Freepik.com Disabilitas Sensorik
Rujukan artikel ini:
Demystifying Disability: Apa yang Perlu…
Pengarang: Emily Ladau
Penulis Vadiyah
|
Editor Novia Putri Anindhita

Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menerima dan memproses informasi di sekelilingnya.

Ada yang memahami lingkungan melalui sentuhan, ada yang mengikuti percakapan dengan membaca gerakan bibir, dan ada pula yang menggunakan alat bantu seperti tongkat, alat dengar, kacamata khusus, atau screen reader.

Perbedaan cara ini sering kali terkait dengan disabilitas sensorik.

Disabilitas sensorik adalah kondisi ketika seseorang mengalami gangguan atau perbedaan fungsi pada satu atau lebih pancaindra, seperti penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, atau perasa sehingga cara mereka menerima dan memproses informasi dari lingkungan berbeda dari kebanyakan orang.

Namun, disabilitas sensorik bukan soal kekurangan yang harus dikasihani karena ini adalah perbedaan dalam cara tubuh dan otak mengolah sinyal dari sekitar.

Menariknya, banyak penyandang disabilitas sensorik justru mengembangkan strategi adaptasi yang kreatif, mulai dari mengandalkan tekstur, ritme, hingga pola suara.

Arti Disabilitas Sensorik

Secara umum, disabilitas sensorik adalah kondisi ketika fungsi indra seseorang, baik indra penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, atau perasa mengalami gangguan sehingga berdampak pada aktivitas sehari-harinya.

Jika mengacu pada klasifikasi ICF (International Classification of Functioning, Disability and Health), disabilitas tidak hanya dilihat dari ada atau tidaknya gangguan pada organ, tetapi dari bagaimana kondisi tersebut berdampak pada aktivitas dan partisipasi seseorang.

Artinya, yang dinilai bukan hanya tubuhnya, tetapi juga bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Dengan kata lain, disabilitas sensorik bukan sekadar soal indra yang bekerja dengan cara berbeda, tapi kombinasi antara kondisi sensorik + hambatan lingkungan + kurangnya aksesibilitas.

Jenis Disabilitas Sensorik

1. Disabilitas Penglihatan

Jenis disabilitas ini muncul ketika seseorang mengalami gangguan pada indera penglihatan sehingga informasi visual yang masuk jadi tidak optimal.

Efeknya bisa ringan sampai berat, tergantung kondisi setiap orang.

Bentuknya beragam, mulai dari low vision (penglihatan ada tapi terbatas), buta sebagian, sampai buta total (tidak bisa menerima visual sama sekali), hingga gangguan penglihatan warna (color blindness).

Untuk disabilitas penglihatan, dibutuhkan alat bantu seperti kaca pembesar, tongkat putih, aplikasi screen reader, atau braille.

Kondisi ini tentu membutuhkan adaptasi dengan mengandalkan audio untuk menyerap informasi, text-to-speech untuk membaca, dan menghafal tata letak ruangan.

2. Disabilitas Pendengaran

Disabilitas pendengaran memiliki beragam tingkatan, mulai dari tuli ringan, tuli sedang, tuli berat, hingga tuli total.

Kondisi ini dapat membuat seseorang kesulitan menangkap percakapan, terutama di lingkungan yang bising atau ramai.

Dalam berkomunikasi, penyandang disabilitas pendengaran biasanya menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa utama, seperti BISINDO atau SIBI.

Sebagian lainnya menggunakan alat bantu dengar, membaca gerak bibir, atau berkomunikasi dengan bantuan interpreter, tergantung kebutuhan dan preferensi masing-masing.

3. Disabilitas Sentuhan atau Peraba

Gangguan sentuhan atau peraba yang dikenal sebagai tactile sensory issues, terjadi ketika seseorang memiliki respons yang berbeda terhadap rangsangan fisik pada kulit.

Kondisi ini dibagi menjadi dua jenis, yakni hipersensitivitas dan hiposensitivitas.

Hipersensitivitas adalah tubuh terlalu sensitif terhadap sentuhan dan akan terasa mengganggu atau menyakitkan, sementara hiposensitivitas adalah ketika seseorang justru kurang peka dan sulit merasakan tekanan atau tekstur.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Akibatnya, hal-hal sederhana seperti memakai pakaian tertentu, menyentuh benda bertekstur kasar, atau merasakan perubahan suhu bisa menjadi tantangan.

4. Gangguan Penciuman dan Perasa

Gangguan pada indra penciuman dapat berupa anosmia yaitu ketidakmampuan mencium aroma sama sekali, atau hiperosmia ketika seseorang justru terlalu sensitif terhadap bau tertentu.

Kondisi ini dapat menyulitkan seseorang untuk mendeteksi bahaya, seperti gas bocor, serta memengaruhi selera makan dan kualitas hidup.

Sementara itu, gangguan pada indra perasa dikenal sebagai ageusia dapat membuat seseorang sulit merasakan cita rasa makanan sehingga semuanya terasa hambar.

Dampaknya bisa terlihat pada pola makan, nafsu makan, hingga pengalaman menikmati makanan sehari-hari.

Cara Mendukung Penyandang Disabilitas Sensorik

Mendukung penyandang disabilitas sensorik bukan hanya soal menyediakan alat bantu, tetapi juga memahami kebutuhan dan cara komunikasi mereka karena setiap individu memiliki pengalaman sensorik yang berbeda sehingga pendekatannya pun harus disesuaikan.

1. Gunakan Komunikasi yang Jelas dan Adaptif

Komunikasi adalah kunci utama dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas sensorik.

  • Disabilitas Penglihatan: Gunakan bahasa yang deskriptif. Jelaskan posisi benda atau arah dengan jelas, misalnya, “Kursinya ada di depan kanan kamu.”
  • Disabilitas Pendengaran: Berbicaralah sambil menghadap mereka, gunakan tempo bicara yang tidak terlalu cepat, dan pastikan pencahayaan cukup agar mereka dapat membaca gerak bibir atau ekspresi.

2. Sediakan Aksesibilitas yang Tepat (Digital dan Fisik)

Aksesibilitas bukan hanya ramp atau lift, tetapi juga bagaimana informasi dan ruang bisa diakses dengan mudah.

  • Secara Digital: Tambahkan teks alternatif pada gambar, subtitle pada video, dan gunakan kontras warna yang baik agar konten visual lebih mudah diakses.
  • Secara Fisik: Sediakan jalur pemandu, tata ruang yang rapi agar aman dilalui dan bebas hambatan.

3. Beri Ruang untuk Memilih Metode Komunikasi

Setiap individu memiliki preferensi komunikasi yang berbeda.

Daripada menebak-nebak, cara terbaik adalah bertanya langsung.

Contohnya: “Kamu lebih nyaman pakai bahasa isyarat, alat bantu dengar, mengetik, atau metode lain?” Dengan cara ini, interaksi jadi lebih nyaman bagi satu sama lain.

4. Perlakukan Mereka Sebagai Setara

Mereka tidak membutuhkan belas kasihan, melainkan perlakuan setara dan penghargaan penuh terhadap kemampuan mereka.

Banyak penyandang disabilitas sensorik memiliki strategi adaptasi yang luar biasa.

Fokuskan komunikasi pada dukungan nyata, seperti: “Ada yang bisa aku bantu?” atau “Perlu aku jelaskan bagian ini?” dengan empati tanpa merendahkan.

5. Ciptakan Lingkungan yang Lebih Inklusif

Inklusif bukan hanya soal fasilitas, tetapi budaya dan kebiasaan.

Contohnya, mengurangi kebisingan berlebih di ruang publik, menyediakan materi acara yang mudah diakses, atau memastikan kegiatan dapat diikuti semua peserta.

Ketika lingkungan mendukung, penyandang disabilitas sensorik bisa bergerak lebih leluasa tanpa hambatan tambahan.

Dengan komunikasi yang tepat, aksesibilitas yang memadai, dan sikap saling menghormati, kita bisa menciptakan lingkungan yang benar-benar ramah bagi semua.

Dukungan kecil yang kita berikan bisa menjadi langkah besar menuju masyarakat penuh empati.

Membaca buku Demystifying Disability dapat menjadi langkah awal untuk memahami perspektif penyandang disabilitas secara lebih mendalam.

Dalam buku ini membahas hal-hal penting terkait isu disabilitas, termasuk mengenali dan menghindari ableisme (diskriminasi terhadap orang dengan disabilitas), mempraktikkan etiket disabilitas yang baik, menghargai identitas dan sejarah disabilitas, hingga mengidentifikasi tentang stereotip disabilitas di media.

Buku ini bisa didapatkan di Gramedia.com atau Gramedia Digital untuk versi E-book!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau