Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Minat Literasi di Indonesia, Ini Harapan Besar Rintik Sedu dan Wregas Bhanuteja

Kompas.com - 19/09/2023, 09:00 WIB
 Pesta Literasi Indonesia 2023
Sumber Gambar: Dok. Gramedia Pustaka Utama Pesta Literasi Indonesia 2023
Rujukan artikel ini:
Buku Minta Dibanting
Pengarang: Rintik Sedu
|
Editor Ratih Widiastuty

Sesi yang bertajuk “Layar dan Kita – Adonan Kisah dan Pemeranan dalam Film Indonesia” di gedung Teater Wahyu Sihombing berlangsung meriah.

Kehadiran dua narasumber ini yaitu Rintik Sedu dan Wregas Bhanuteja menceritakan awal karir mereka di dalam dunia perbukuan dan perfilman.

Rintik Sedu itu menyampaikan pandangan dan harapannya terhadap wajah literasi Indonesia saat ini.

“Sebetulnya menurut aku yah, karena kita sekarang sudah serba internet dan buku itu masih kalah heboh untuk dibincangkan dengan topik-topik lainnya, seperti musik dan film. Maka yah kuncinya dari diri kita masing-masing. Aku mencoba update terus ngomongin tentang buku di sosmed. Karena kadang tuh kita baca buku tapi rasanya nggak kemana-mana. Makanya, kita harus bawa buku itu agar bisa jalan-jalan. Harapan saya sih buku itu bisa punya ruang juga di internet untuk lebih banyak dibincangkan," ungkap penulis buku “Pukul Setengah Lima” itu.

Kalau versi Wregas, ia lebih menekankan bagi orang yang ingin berkecimpung jauh di literasi, agar menghanyutkan diri dalam karya-karya dulu yang terbilang panjang.

Menurut penuturannya, hal tersebut akan menjadi terapi bagi pembaca agar menjadi pribadi yang lebih tenang sambil menikmati karya-karya monumental para penulis dulu.

Selain itu, kedua narasumber tersebut juga menyampaikan star line mereka dalam berkarya.

Wregas sebagai sutradara film “Penyalin Cahaya” membagikan langkah awal dan suka dukanya ketika terjun dalam dunia perfilman.

“Berawal dari kelas 3 SMP. Jadi saya sudah pernah memerankan tokoh bendahara kelas yang korupsi. Tapi, kendalanya adalah saya disuruhnya masuk ke jurusan industri. Akhirnya, sampai ketika saya membuat 10 karya film pendek, baru aku dibolehin ibu. Kalau udah umur 20-an, coba ikut ke projek film panjang dengan catatan karya pribadi kamu tadi itu (red- film pendek) jangan sampai lepas. Tetap jadi signature-mu,” pungkasnya.

Sedangkan pengalaman yang dialami oleh Tsana, ia memulai hobi menulisnya itu dengan menuangkan di sebuah kertas HVS sebanyak dua lembar.

Setelah itu, ia membagikan ke temannya untuk dibacakan.

Hingga pada akhirnya, ada satu kalimat yang membuatnya terus semangat menulis dan tak pernah ia lupakan, yaitu “mana lanjutannya lagi? Mana?”

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebelum acara ini berakhir, sesi yang dipandu langsung oleh Jansen Siahaan mendapatkan pertanyaan dari salah satu peserta untuk kedua narasumber, yaitu tentang “Mengenang Eyang Sapardi”.

“Aku lebih nyaman menyapanya dengan Bapak Sapardi. Satu hal yang sangat berkenan itu adalah beliau tidak pernah berhenti belajar. Karena kalau aku buat podcast, pasti dia nanya ini podcast apa? Akhirnya ia juga mendengarkan karya aku. Jadi, selegenda itu aja masih mau belajar, masih mendengar karya-karya orang lain. Kangen sekali,” tutup Tsana dengan suaranya yang sedikit bergetar.

Dari sisi Wregas sendiri mengaku sangat termotivasi dengan sosok Eyang Sapardi.

Hingga di akhir pembicaraannya, ia mengutip sebuah sajak karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Sajak Kecil Tentang Cinta”.

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintaimu harus menjelma aku

“Mencintaimu, mu-nya disini adalah film. Jadi, seberat apapun tantangan yang akan saya hadapi dalam proses ini, saya harus tetap maju,” ucap Sutradara muda itu dengan penuh semangat.

Pesta Literasi Indonesia 2023 Pesta Literasi Indonesia 2023

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau