Contoh puisi lama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang harus dicari tahu seluk beluknya sebagai sebuah warisan dunia sastra yang tentunya amatlah berharga dan bermakna.
Mungkin sebelum hadirnya puisi modern seperti saat ini, kehadiran puisi lama seakan tenggelam eksistensinya karena gaungnya kalah tenar dengan puisi modern yang jauh lebih populer di kalangan anak muda zaman sekarang.
Puisi lama sendiri memiliki aturan yang mengikat dengan beberapa pakem tertentu, seperti bunyi atau rima, irama, jumlah suku kata di setiap barisnya, jumlah bait, dan jumlah baris.
Sedangkan puisi baru tidak terikat dengan pakem-pakem tersebut dan cenderung lebih bebas dalam melakukan eksplorasi dalam setiap bentuk karya yang dibuat.
Puisi sendiri adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengedepankan emosional dalam pembuatannya agar pesan dan makna yang ingin dihadirkan bisa tersalurkan pada pembaca yang menikmatinya melalui rangkaian kata-kata yang indah.
Terdapat unsur intrinsik yang turut serta membentuk sebuah puisi, yaitu tema, diksi, nada, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsiknya sendiri terdiri dari nilai dan pengaruh masyarakat.
Eksistensi dari puisi lama sudah ada sejak zaman dahulu kala yang biasanya digunakan dalam beberapa upacara adat, sehingga memiliki nuansa yang sakral ketika dibaca dan diresapi secara lebih mendalam.
Tidak mengherankan, meskipun mempunyai beberapa aturan dan pakem-pakem tertentu, puisi lama sendiri mampu memberikan nyawa yang terasa lebih “menyihir” ketika dibaca.
Apa saja contoh puisi lama berdasarkan jenisnya? Simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini.
Contoh Puisi Lama
1. Pantun
Bisa dibilang pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang paling populer dan mungkin masih banyak dikenal oleh anak-anak muda di zaman sekarang.
Apalagi pantun sendiri sepertinya masih sering digunakan dalam beberapa acara atau kegiatan sebagai bentuk komunikasi, seperti dalam adat pernikahan Betawi.
Pantun sendiri tiap baitnya terdiri dari empat baris, di mana dalam satu barisnya terdiri 8 hingga 12 suku kata yang memiliki pola a-b-a-b.
Baris pertama dan kedua adalah berupa sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi dari pantun.
Contoh:
Bolehlah diri ini bergembira
Karena ibu baru beli buah pepaya
Negara tercinta kita Indonesia
Memiliki beragam suku dan budaya
2. Karmina
Karmina bisa dibilang sebagai sebuah pantun kilat karena mirip dengan pantun, tapi jauh lebih pendek.
Karmina hanya terdiri dari dua baris; baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi yang mempunyai pola a-a.
Biasanya karmina digunakan sebagai media untuk menyindir secara langsung.
Contoh:
Rumah kosong banyak petaka
Kamu bohong masuk neraka
3. Mantra
Mantra merupakan puisi lama yang dianggap mempunyai kekuatan gaib di dalamnya yang biasanya digunakan untuk keperluan ritual maupun pengobatan.
Mantra tidak memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik dan kata-kata yang digunakan biasanya bersifat metafora yang dianggap mempunyai kekuatan magis atau doa.
Contoh:
Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi
4. Gurindam
Pada dasarnya gurindam memiliki kesamaan dengan pantun, hanya saja gurindam memiliki pola a-a-a-a, sehingga tidak mempunyai sampiran.
Baris yang terdapat pada gurindam biasa disebut sebagai syarat dan akibat.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Pada baris pertama biasanya berisikan masalah atau persoalan, dan di baris kedua terdapat solusi atau jawaban dari baris pertama tersebut.
Contoh:
Belajar untuk menjadi pintar
Bukan hanya mengejar gelar
5. Syair
Syair adalah salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan menjadi bagian dari sastra Indonesia ketika masuknya ajaran agama Islam ke Tanah Air.
Syair terdiri dari empat baris untuk setiap baitnya dengan rima yang tetap, yaitu a-a-a-a.
Contoh:
Berbuat baik adalah sebuah keharusan
Jika tanpa kebaikan manusia takkan bertahan
Hanya ada kekacauan dan kejahatan
Di mana hidup tak lebih dari sekadar ancaman
6. Talibun
Talibun merupakan pantun genap yang di setiap baitnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.
Dalam talibun, setiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi yang ditentukan oleh jumlah baris secara keseluruhan yang selanjutnya dibagi menjadi dua bagian.
Contoh:
Jaga asupan makan sayur
Tidak lupa pula berolahraga
Untuk hidup sehat mulia
Jangan lupa selalu bersyukur
Untuk setiap momen berharga
Agar kehidupan menjadi bahagia
7. Seloka
Seloka bisa dibilang sebagai pantun berkait yang setiap baitnya saling sambung menyambung.
Pada baris kedua dan keempat di bait pertama akan menjadi baris pertama dan ketiga bait berikutnya, begitu pun seterusnya.
Contoh:
Ke sekolah menuntut ilmu
Banyak wawasan yang didapat
Jangan pernah merasa jemu
Untuk gaya hidup sehat
Itulah ketujuh puisi lama yang mungkin saja belum banyak diketahui orang-orang.
Jika kamu ingin belajar membuat pantun dan puisi, maka Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi dapat dijadikan pilihan.
Buku ini hadir untuk membantu kamu untuk mengenali beragam jenis pantun, majas, serta puisi lama dan baru yang ditulis dengan ringkas agar mudah untuk dipahami.
Membaca buku ini dapat menambah wawasan kamu mengenai kesusastraan Indonesia, termasuk perkembangan karya-karya sastra sepanjang zaman.
Segera pesan bukunya di Gramedia.com.
Selain itu, dapatkan gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.