Saat memperingati hari guru yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 25 November, banyak sekolah yang menugaskan tiap muridnya untuk menghafal dan menyanyikan lagu ‘Hymne Guru’.
Lagu ini acap kali bergema saat peringatan Hari Guru Nasional sebagai salah satu upaya untuk menunjukkan jasa-jasa para guru, terutama dalam membantu mencerdaskan anak-anak bangsa dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Tidak hanya dikumandangkan saat hari guru saja, lagu ini sebenarnya juga menjadi salah satu lagu wajib nasional yang harus dihafal oleh para guru dan pelajar, untuk mengingatkan bahwa sosok guru juga merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah teks lagu ‘Hymne Guru’ yang biasanya dinyanyikan setiap peringatan Hari Guru Nasional.
Teks Lagu Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Nah, itu dia teks lagu ‘Hymne Guru’ yang terlihat sederhana tapi punya arti dan makna yang mendalam, yakni tentang pengorbanan para guru bagi bangsa dan negara.
Meski seringkali hanya dinyanyikan saat 25 November saja, lagu ini ternyata juga memiliki sejarah unik dibalik penciptaan lagunya.
Bagaimana kisahnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Sejarah Penciptaan Lagu Hymne Guru
Lirik lagu ‘Hymne Guru’ ini ditulis dan diciptakan oleh Sartono, seorang mantan guru seni musik kelahiran Madiun, 29 Mei 1963.
Lirik lagu ‘Hymne Guru’ ini pada awalnya dibuat hanya untuk mengikuti lomba cipta lagu yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (kini menjadi Kemendikbud).
Sejak masih kecil, Sartono sudah gemar bermain musik, namun ia harus putus sekolah saat menginjak kelas 2 SMA karena kondisi keluarganya yang serba kekurangan.
Ia akhirnya memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam bernama Lokananta, yang kemudian membawanya untuk bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun.
Pada tahun 1980, Sartono yang sedang dalam perjalanan untuk mengajar tidak sengaja membaca sebuah pamflet yang menyiarkan perlombaan cipta lagu Hymne Guru.
Sartono yang merasa tertarik segera bekerja keras untuk membuat lirik lagunya, saking fokusnya, ia sampai melebihi durasi waktu 4 menit yang telah ditentukan panitia.
Setelah memikirkan beberapa hal, ia akhirnya membuang beberapa barik lirik dan memunculkan istilah ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ pada baris akhir.
Saat lirik lagunya telah selesai, ia kembali menemukan kesulitan karena tidak memiliki uang untuk mengirim lagunya, akhirnya ia memutuskan untuk menjual jas demi mendapat uang untuk biaya kirim, tidak sia-sia, teks lagu ciptaannya berhasil keluar sebagai juara.
Tak lama setelah itu, lagu ‘Hymne Guru’ ciptaan Sartono ditetapkan sebagai salah satu lagu wajib nasional oleh pemerintah Indonesia.
Meski sempat putus sekolah dan merasakan pahitnya kehidupan, Sartono pada akhirnya mampu membuktikan dedikasinya pada dunia pendidikan lewat lirik lagu ciptaannya yang terus melegenda sampai hari ini.
Selain lagu ‘Hymne Guru’, masih ada banyak lagu wajib nasional yang harus dihafal dan dipahami maknanya oleh masyarakat Indonesia, terutama para pelajar.
Dengan menghafal dan memahami makna lagu-lagu tersebut, masyarakat telah membantu berkontribusi dalam melestarikan lagu wajib nasional dan sebagai bentuk penghargaan kepada para pencipta lagunya.
Bagi kamu yang ingin menghafal lagu-lagu wajib nasional, kamu bisa membaca buku Super Lengkap Kumpulan Terbaik Lagu Wajib Nasional & Daerah yang ditulis oleh Tim Redaksi.
Tidak hanya lagu wajib nasional, buku ini juga berisi daftar lagu-lagu daerah yang ternyata juga memiliki makna dan kisah sejarahnya tersendiri.
Dilengkapi dengan not balok, not angka, dan diagram chord gitar dan piano, buku ini akan semakin memudahkan kamu yang ingin mencoba menyanyikannya dengan iringan alat musik.
Jika tertarik, buku ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.