Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri dari 4 baris dan bersajak a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sebagai sampiran, sementara baris ketiga dan keempat adalah isi.
Pantun biasanya dibuat dengan banyak tujuan, bisa untuk mengedukasi atau menghibur.
Selain itu, pantun juga bisa digunakan untuk mengungkapkan kekesalan pada seseorang tapi dengan cara yang halus agar tetap terlihat elegan.
Saat kamu ingin menegur atau mengkritik seseorang, kamu juga bisa gunakan pantun agar orang tersebut tidak merasa marah atau tersinggung.
Berikut adalah beberapa contoh pantun sindiran yang halus tapi langsung menusuk ke hati.
1. Sore makan roti
Malam minum jus tomat
Cinta ini sungguh cinta mati
Tapi kamu tega berkhianat
2. Sudah sering membaca koran
Kalau beli koran pagi
Rasanya sudah banyak pengorbanan
Tapi tak satupun kau hargai
3. Di depan jalan itu ada pocong
Jantungku rasanya seperti dangdutan
Belum kaya saja sudah sombong
Sudah kaya pasti lupa daratan
4. Ada baju gambar hati
Sudah lama tidak dipakai
Lain di mulut lain juga di hati
Berteman hanya untuk melukai
5. Pergi ke desa melihat sawah
Melihat pasar mampirlah dulu
Pernah bilang mau fokus sekolah
Sekarang malah punya pacar baru
6. Pergi ke sungai menangkap ikan
Pulangnya mampir ke Tarakan
Kalau sudah menjadi mantan
Tak usah diingat dan langsung lupakan
7. Pepaya hijau jangan dimakan
Diamkan dulu satu pekan
Buat apa kamu mengenang mantan
Dia juga bukan pahlawan
8. Bunga putih di tepi taman
Mekar cantik di pagi hari
Apalah artinya punya teman
Ditagih hutang malah pergi
9. Duduk bersama di atas papan
Seru sekali bercanda tawa
Lebih baik kehilangan kawan
Daripada kehilangan senyuman ceria
10. Ada udang di balik papan
Ada semut di kasur busa
Aku heran melihat teman
Datang terlambat tanpa berdosa
11. Masakan enak dicampur bawang
Sedap dimakan bersama kawan
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Orang yang sombong pasti terbuang
Tak punya saudara, tak punya kawan
12. Sungguh enak buah ceri
Buahnya dari si Ani
Teman sejati susah dicari
Teman palsu banyak disini
13. Di Monas ada air mancur
Dikelilingi burung perkutut
Kusangka kau orang yang jujur
Ternyata musuh dalam selimut
14. Ke Surabaya bersama masinis
Di perjalanan ada si gadis
Ada orang mulutnya manis
Ternyata omongannya kelewat sadis
15. Buah itu dibawakan paman
Ternyata diambil di rumah si belang
Bagaimana rasanya dianggap teman
Tapi menusuk dari belakang
16. Bagus hatinya sangat tabah
Saat membaca surat dari si lugu
Jika dinasehati tetap tidak berubah
Lebih baik aku cari teman baru
17. Ke pasar membeli kacang
Perginya bareng si Ican
Waktu susah kau selalu pinjam uang
Sudah kaya jadi lupakan teman
18. Pagi hari sarapan bubur
Malam hari makan ketan
Aku sangka kamu orang jujur
Rupanya menggunting dalam lipatan
19. Cahaya langit mulai redup
Angin bertiup sampai jauh
Janganlah sombong dalam hidup
Kau tidak tahu kapan jatuh
20. Jalan-jalan ke Kota Bontang
Tidak lupa membeli bakiak
Sungguhlah sulit menagih utang
Yang ditagih jadi lebih galak
Seperti yang telah dijelaskan di awal, pantun sebenarnya tidak hanya bisa digunakan untuk menyindir orang, tapi juga bisa untuk menghibur teman atau bahkan dijadikan sebagai kalimat pembuka sebelum berpidato.
Kalau kamu tertarik untuk mempelajari pantun dengan lebih detail, kamu bisa membaca Buku Pintar Majas Pantun dan Puisi Terbaru & Terlengkap karya Deandra Alifiana A.F.
Tidak hanya pantun, buku ini juga akan memberikan penjelasan lengkap mengenai majas dan puisi, mulai dari puisi lama sampai puisi baru.
Setelah memahami pengertian dan cara pembuatannya, buku ini juga memberikan beberapa contoh pantun, majas, dan puisi berbagai tema yang bisa kamu jadikan sebagai bahan belajar tambahan.
Tapi bagaimana kalau seseorang yang kamu sindir itu tetap tidak mau menyadari kesalahannya?
Daripada marah dan membuat suasana jadi semakin panas, buku Kecerdasan Emosional sepertinya punya jawaban yang tepat.
Menurut si penulis, rendahnya kecerdasan emosional akan berdampak buruk tidak hanya untuk orang-orang di sekitar, tapi juga untuk diri kita sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar mengontrol diri agar tidak cepat marah dan merugikan diri sendiri.
Buku ini akan menjelaskan betapa pentingnya kecerdasan emosional dan cara melatih diri sendiri agar bisa berpikir lebih jernih dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di sekitar.
Kalau kamu tertarik, kedua buku ini bisa langsung kamu pesan di Gramedia.com.