Bayangkanlah dunia di masa lalu, di mana para necromancer berjaya dan didukung oleh berbagai aliran serta jadi pelindung berbagai kerajaan.
Perang antar necromancer tak terhindarkan, tiap pihak mengklaim dirinyalah yang paling benar dan melegalkan semua aksinya atas nama keadilan.
Tapi tiba-tiba saja, sosok antagonis yang paling dibenci dan dihindari semua orang menghilang, dan terlempar ke dunia lain, terpaut ribuan tahun dari masanya.
Itulah tema yang diusung oleh Dead Mount Death Play, serial komik besutan Ryohgo Narita dan Shinta Fujimoto.
Para pecinta komik pasti sudah lama menanti karya terbaru Ryohgo Narita setelah serial Baccano dan Durarara. Baca selengkapnya Rekomendasi Komik dan Manga Favorit Gramedia Digital.
Masih mengambil napas yang sama dengan kedua karya terdulunya, Ryohgo Narita kembali mengangkat tema supernatural dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi bedanya, genre “isekai” diterapkannya secara terbalik, tokoh dari dunia fantasi harus beradaptasi di dunia modern yang kita kenal.
Corpse God adalah necromancer yang diburu banyak pihak karena dianggap sesat dan jahat.
Salah satunya adalah aliran Geldwood Church dengan kesatria andalannya, Shagrua Lugrid alias Calamity Crusher.
Sama-sama memiliki Evil Eye, Calamity Crusher dan Corpse God terlibat dalam pertarungan sengit yang berakhir dengan kekalahan Corpse God.
Tapi sebelum sirna, Corpse God sempat mengerahkan kemampuan sihirnya untuk berteleportasi ke dunia modern, yang berjarak ribuan tahun setelah pertarungan maut tersebut.
Di dunia baru itu, Corpse God masuk ke dalam tubuh seorang remaja bernama Polka Shinoyama, yang ternyata baru saja jadi korban kebengisan seorang pembunuh bayaran.
Dengan tangkas, Corpse God mengamankan roh Polka, sementara dia memakai tubuh Polka untuk beradaptasi dengan dunia baru.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dari sanalah kita diajak menelusuri jalan cerita bersama tokoh utama yang tadinya mendapat peran antagonis.
Seiring dengan berjalannya cerita dan interaksi Polka Corpse God dengan dunia modern, kita akan kembali diingatkan kalau dunia tak hanya mengenal warna hitam dan putih semata, melainkan lebih banyak warna abu-abu di sekeliling kita.
Corpse God yang selama ini dianggap jahat, ternyata punya sejumlah prinsip luhur yang patut dipuji, mulai dari kepedulian pada anak-anak malang hingga rasa kesetiakawanan yang kental.
Kedatangan Corpse God dari dunia antah berantah menambah keruwetan di dunia modern yang sudah hiruk pikuk oleh para pembuat masalah, dan para polisi yang berusaha membekuk mereka.
Keluarga Shinoyama juga punya masalah yang pelik, pertikaian antar anggota keluarga membuat mereka tak segan-segan untuk saling bunuh, itu juga yang menjelaskan kenapa Polka Shinoyama harus meregang nyawa di tangan pembunuh bayaran.
Ilustrasi yang luar biasa disajikan oleh Shinta Fujimoto, terasa sangat realis dan mendukung rumitnya cerita yang direka oleh Ryohgo Narita.
Pembatasan usia pembaca harus sangat diperhatikan, karena adegan kekerasan, sadisme, dan seksual yang eksplisit bertebaran dalam komik ini.
Selain itu, tema dan alur ceritanya juga berat dan sulit untuk dipahami pembaca usia muda.
Baca juga: Review Komik Hai Miiko
Serial komik Dead Mount Death Play tengah diterbitkan oleh penerbit M&C dan telah mencapai volume ke 4.
Bisa didapatkan di Gramedia.com, toko buku terdekat maupun marketplace favorit anda.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua seri buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.