Timeboxing: Menjelaskan Manfaat Utama Fokus Satu Hal Saja dalam Satu Waktu

Lihat Foto
Sumber Gambar: M&C!
Buku Timeboxing 
Rujukan artikel ini:
Timeboxing
Pengarang: Marc Zao-Sanders
|
Editor: Ratih Widiastuty

Di tengah era yang serba cepat, hampir setiap orang merasa dikejar waktu.

Tugas kuliah menumpuk, pekerjaan kantor tidak ada habisnya, notifikasi media sosial berdentang tanpa henti.

Alih-alih menjadi tuan atas waktu, banyak orang justru merasa diperbudak olehnya.

Marc Zao-Sanders, CEO perusahaan teknologi pembelajaran Filtered.com, menghadirkan solusi sederhana namun transformatif dalam bukunya Timeboxing: Fokus Satu Hal Saja dalam Satu Waktu.

Metode ini bukan sekadar teknik produktivitas, melainkan pola pikir yang mengajarkan kita untuk memutuskan apa yang dikerjakan, kapan dikerjakan, dan berapa lama waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikannya.

Hasilnya? Hidup yang lebih teratur, fokus, dan penuh makna.

Semua berawal dari pengalaman nyata penulis.

Di awal kariernya, ia kewalahan dengan daftar tugas yang tidak kunjung berkurang.

Ia merasa kehilangan arah, selalu bereaksi terhadap permintaan mendesak, dan jarang benar-benar menyelesaikan hal penting.

Titik balik datang ketika ia membaca artikel di Harvard Business Review yang menyarankan memindahkan “daftar tugas” ke “kalender”.

Langkah sederhana ini menjadi fondasi lahirnya metode “timeboxing”.

Alih-alih membiarkan daftar tugas menekan pikiran, ia menetapkan waktu spesifik untuk setiap pekerjaan.

Dalam praktiknya, setiap pagi ia meluangkan sekitar 15 menit untuk merancang timebox (kotak waktu): menentukan prioritas, memperkirakan durasi, lalu menuliskannya di kalender digital.

Hasilnya segera terasa.

Ia lebih fokus, lebih tenang, dan memiliki kontrol nyata atas hari-harinya.

Kalimat yang kemudian menjadi mantranya adalah: “Kembali ke kalender.”

Mengapa Timeboxing Efektif?

Berbeda dari sekadar time-blocking yang hanya memblokir waktu untuk tugas tertentu, timeboxing menuntut komitmen hingga selesai.

Intinya bukan sekadar memulai pekerjaan, melainkan menyelesaikannya dalam kotak waktu yang sudah ditentukan.

Ada beberapa alasan mengapa metode ini begitu efektif:

  1. Mengurangi penundaan. Dengan menetapkan waktu mulai dan selesai, kita terdorong untuk segera bertindak.
  2. Mengatasi rasa kewalahan. Kalender memberi gambaran visual tentang apa yang penting dan kapan harus dilakukan.
  3. Membangun kebiasaan positif. Setiap kotak waktu yang tercapai memperkuat rasa kendali, meningkatkan motivasi, dan menumbuhkan disiplin.
  4. Fleksibel untuk berbagai konteks. Dari mahasiswa yang berjuang dengan tenggat tugas, pekerja kreatif, atlet, hingga orang tua tunggal, semua bisa memanfaatkan timeboxing sesuai kebutuhan.

Lebih dari itu, penelitian psikolog Peter Gollwitzer tentang implementation intentions atau niat pelaksanaan mendukung metode ini.

Ketika seseorang merinci apa, kapan, dan di mana ia akan melakukan sebuah tugas, peluang untuk benar-benar menyelesaikannya meningkat drastis.

Timeboxing adalah wujud praktis dari konsep ilmiah tersebut.

Dampak dalam Dunia Kerja, Bisnis, dan Gaya Hidup

Tidak hanya pada tingkat personal, timeboxing juga terbukti bermanfaat dalam organisasi modern.

Banyak eksekutif dunia, dari Bill Gates hingga Mary Callahan Erdoes, menggunakan variasi metode ini untuk mengelola jadwal mereka.

Bahkan raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft telah mengintegrasikan fitur-fitur timeboxing dalam produk mereka.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dalam kerja tim, timeboxing memperkuat transparansi dan kolaborasi.

Dengan kalender yang bisa dibagikan, anggota tim mengetahui kapan rekan mereka fokus bekerja, kapan bisa diajak rapat, dan kapan tenggat sebuah proyek harus diselesaikan.

Hal ini menciptakan ritme kerja yang lebih sinkron dan efisien.

Meski berasal dari dunia bisnis, pesan utama buku ini relevan bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas hidup.

Pertama, timeboxing membantu melawan distraksi digital.

Notifikasi dan media sosial sering kali merampas waktu tanpa kita sadari.

Dengan menetapkan kotak waktu khusus untuk tugas penting, kita belajar mengendalikan perhatian, bukan membiarkannya diambil alih algoritma.

Kedua, timeboxing membuka ruang untuk hal-hal bermakna.

Banyak orang mengeluh tidak punya waktu untuk membaca, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Padahal, waktu sebenarnya ada, hanya belum diberi tempat di kalender.

Dengan menyisihkan kotak waktu untuk aktivitas personal, kita belajar menyeimbangkan produktivitas dan kebahagiaan.

Ketiga, timeboxing meningkatkan kesadaran diri.

Seiring waktu, kita lebih mampu memperkirakan durasi pekerjaan, memahami pola energi harian, dan menyesuaikan tugas sesuai kondisi.

Hasilnya adalah kehidupan yang lebih terarah, penuh tujuan, dan sesuai dengan nilai pribadi.

Mengapa Buku Ini Penting?

Generasi muda saat ini hidup dalam pusaran pilihan tanpa batas: karier, pendidikan, hiburan, bahkan hubungan.

Situasi ini sering memicu FOMO (fear of missing out), kecemasan, dan kelelahan.

Timeboxing hadir sebagai panduan praktis untuk mengembalikan kendali.

Dengan berlatih menetapkan prioritas dan fokus pada satu hal dalam satu waktu, orang muda dapat mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, sekaligus menjaga kesehatan mental.

Tidak perlu menunggu menjadi manajer senior untuk memetik manfaatnya.

Siapa pun bisa mulai dari sekarang, cukup dengan membuka kalender digital dan membuat kotak pertama.

Pada akhirnya, Timeboxing bukan sekadar buku tentang manajemen waktu.

Ia adalah undangan untuk menjalani hidup dengan lebih sadar, lebih fokus, dan lebih seimbang.

Zao-Sanders menegaskan bahwa metode ini bukan trik instan, melainkan kebiasaan yang jika dipelihara dapat menjadi panduan seumur hidup.

Dalam dunia yang penuh gangguan, timeboxing memberi kita satu anugerah paling berharga: kesempatan untuk benar-benar hadir, satu kotak waktu pada satu kesempatan.

Dapatkan bukunya segera di Gramedia.com.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi