Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar kita sering menggunakan kata atau kalimat konjungsi saat berkomunikasi dengan orang lain.
Kalimat konjungsi atau kalimat penghubung ini sebenarnya memang bisa digunakan dalam lisan maupun tulisan.
Jika diartikan, kalimat penghubung atau konjungsi adalah sebuah kata yang biasanya digunakan untuk menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua paragraf yang berbeda.
Selain itu, konjungsi tidak pernah terletak di akhir kalimat dan tidak selalu diikuti oleh nomina atau kata benda, inilah yang menjadi salah satu ciri khas dari konjungsi.
Untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai kalimat konjungsi, kamu bisa simak artikelnya berikut ini.
Pengertian Kalimat Konjungsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, konjungsi atau kata hubung merupakan sebuah ungkapan penghubung antarklausa, antarfrasa, antarkata, dan juga antarkalimat.
Sedangkan menurut Anton Moeliono dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003), konjungsi bisa diartikan sebagai kata tugas yang berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang memiliki derajat yang sama.
Satuan bahasa ini bisa berupa kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau frasa dengan frasa.
Kalimat konjungsi ini memiliki peran yang penting dalam sebuah kalimat atau paragraf, tepatnya untuk menyatukan dua kalimat yang berbeda sehingga menjadi lebih padu dan bisa dipahami oleh si pembaca.
Jenis-Jenis Kalimat Konjungsi
Kata konjungsi memiliki banyak jenis sesuai dengan kegunaan dan satuan bahasanya, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis kata konjungsi.
1. Kata Hubung Setara (Konjungsi Koordinatif)
Jenis kata hubung yang satu ini biasanya digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang berbeda, tapi dengan kedudukan yang setara.
Penerapan konjungsi koordinatif ini nantinya akan menghasilkan suatu kalimat yang dinamakan kalimat majemuk setara.
Kalimat konjungsi koordinatif ini biasanya tidak diletakkan di awal kalimat, melainkan di tengah-tengah kalimat, contoh katanya seperti kata ‘dan’, ‘tetapi’, atau ‘sedangkan’.
2. Kata Hubung Bertingkat (Konjungsi Sub-ordinatif)
Kata hubung bertingkat ini adalah sebuah kata penghubung yang berfungsi untuk menggabungkan dua atau lebih klausa yang memiliki hubungan bertingkat.
Penggunaan konjungsi sub-ordinatif ini nantinya akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Selain menghubungkan bagian kalimat yang bertingkat, kata hubung yang satu ini juga biasanya terletak di bagian awal kalimat, contohnya seperti kita ‘dengan’, ‘jika’, ‘sejak’, dan masih banyak lagi.
3. Kata Hubung Berpasangan (Konjungsi Korelatif)
Konjungsi korelatif ini menghubungkan dua kata, dua klausa, atau dua frasa yang unsurnya memiliki fungsi sintaksis yang setara.
Pada umumnya, kata hubung yang satu ini akan menghubungkan bagian kalimat dengan cara berpasangan.
Beberapa contoh kata konjungsinya seperti ‘tidak hanya…..’, ‘bukan…. hanya…’, ‘demikian…. sehingga….’, dan masih banyak lagi.
4. Kata Hubung atau Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah sebuah kata penghubung yang berfungsi untuk menggabungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain, supaya bisa menjadi suatu kesatuan kalimat yang utuh.
Jenis konjungsi yang satu ini biasanya berada di awal kalimat, dengan tujuan untuk memulai suatu kalimat yang baru.
Selain itu, kalimat konjungsi antarkalimat ini juga selalu dipisahkan dengan tanda koma di setiap kata-katanya.
5. Kata Hubung atau Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal adalah sebuah kata hubung yang berkaitan dengan keterangan waktu.
Jenis kata hubung yang satu ini memiliki 2 fungsi utama, yakni untuk menghubungkan 2 kalimat majemuk yang sederajat dan tidak sederajat, serta untuk menyatakan keterangan waktu dalam kalimat.
Contoh Kalimat Konjungsi
1. Contoh Kalimat Konjungsi Koordinatif
- Ridwan dan Joko sedang mengerjakan pekerjaan rumah.
- Putra merasa pekerjaannya lebih baik dari pekerjaan Budi.
- Raisa diminta untuk menyanyi di Surabaya dan Jakarta
- Bella bercita-cita menjadi penyanyi, sedangkan Raisa bercita-cita menjadi seorang sekretaris.
- Dani tidak pernah mau ikut bermain sepak bola, padahal dia sering disebut sebagai pemain andalan di sekolahnya.
2. Contoh Kalimat Konjungsi Sub-Ordinatif
- Semenjak bertemu dengan Andi, Leni merasa bahagia.
- Sedari dulu, aku sudah tahu kalau aku tidak bisa bersamanya.
- Dia mengancam akan pergi dari rumah jikalau ayahnya masih berlaku tidak adil.
3. Contoh Kalimat Konjungsi Korelatif
- Tidak hanya artis saja yang pulang, tetapi juga para penggemar.
- Laila bukannya malas sekolah, melainkan dia sedang sakit kemarin.
- Jangankan danau di depan mata, jurang pun akan aku lalui untuk bisa bertemu denganmu.
- Gita bukan murid akselerasi, dia hanya murid pindahan biasa.
4. Contoh Kalimat Konjungsi Antarkalimat
- Kata “meskipun demikian, biarpun begitu”, digunakan untuk menggambarkan kesedihan.
- Kata “bahkan, tidak hanya itu”, digunakan untuk menggambarkan keadaan yang terjadi sebelumnya.
- Kata “akibatnya, dengan demikian”, digunakan untuk menyatakan suatu akibat atau konsekuensi.
- Kata “sebenarnya, sesungguhnya”, digunakan untuk menceritakan keadaan yang sebenarnya terjadi.
5. Contoh Kalimat Konjungsi Temporal
- Setelah air mendidih kemudian masukkan bubuk kopi ke dalam gelas.
- Semua orang sudah berpindah lokasi sementara mereka masih duduk di kursi itu.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai pengertian, jenis, dan contoh kalimat konjungsi atau kalimat penghubung.
Sejak di bangku sekolah, kita selalu diingatkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sayangnya, masih ada banyak sekali orang yang kurang memahami bahasa Indonesia dan seringkali melakukan kesalahan, baik dalam segi lisan maupun tulisan.
Melalui buku Berbahasa Indonesia dengan Logis dan Gembira, kamu akan belajar bagaimana caranya menata setiap kalimat dalam bahasa Indonesia agar tetap bisa terdengar dan terbaca secara logis atau masuk akal.
Saat membuat sebuah karangan, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan.
Melalui buku ini, kamu juga akan mempelajari tata bahasa Indonesia yang baik, supaya nantinya pembaca tidak merasa kebingungan saat harus membaca tulisan yang kamu buat.
Buku ini bisa segera kamu checkout di Gramedia.com.